Senin, 09 Januari 2012

BANGUN INDONESIA, BANGUN KESEHATAN

Oleh Wendy Dasor - Volunteer Increase - Mahasiswa Program Pascasarjana Undana Kupang, 2011.  


Sebuah selogan yang mungkin sering kita dengar “kesehatan bukanlah segala-galanya tapi tanpa kesehatan segala-galanya menjadi tidak mungkin”. Ini sebenarnya bukan selogan kosong tanpa makna. Kesehatan menjadi amat urgen bagi manusia dalam menjalankan roda aktivitas harian hidupnya. Gangguan  kesehatan akan mematikan system motorik tubuh yang memberikan semangat untuk selalu dapat beraktivitas. Coba kita bayangkan apabila kita sakit gigi, pasti semuanya berantakan karena ketiadaan konsentrasi antara memikirkan gigi yang sakit dengan pekerjaan.
Mahatma Gandhi menjelang akhir hayat hidupnya mengeluh “aku tak kuat lagi. Sakitku sungguh memaksa aku untuk berhenti. Berhenti dari aktivitasku memperjuangkan mereka yang tidak berdaya oleh kediktatoran anak zaman”. Bagi Mahatma Gandhi kesehatan menjadi penghambat dalam seluruh aktivitasnya untuk membangun negeri yang diimpikannya yaitu negeri damai, adil dan sejahtera. Keluhan Mahatma Gandhi tentang kesehatannya menghentakkan kesadaran kita bahwa membangun negeri adalah membangun kesehatannya. Kemajuan sebuah bangsa sangat bergantung pada indeks kesehatan dari semua unsur yang ada dalam negara baik pemerintah maupun masyarakat. Negara yang dipimpin oleh seorang yang sakit akan membawa negaranya keujung kehancuran. Seorang pengkritik Hitler mengatakan bahwa “Jerman mengalami kehancuran ketika Hitler sang kelainan jiwa memimpin”. Pembantaian terhadap bangsa keturunan Yahudi sebagai akibat sebuah negara yang dipimpin oleh seseorang yang mengalami gangguan pada kesehatannya (gangguan jiwa).
Memang tak dapat dipungkiri lagi bahwa gangguan pada kesehatan sangat berpengaruh pada upaya membangun sebuah bangsa yang aman, damai dan sejahtera. Sebuah negara yang warga negaranya mengalami kesakitan pasti tidak dapat turut berpartisipasi dalam pembangunan bangsanya. Mereka justru dan tentu menjadi beban tanggungan negara. Untuk itu baik pemerintah maupun masyarakat secara bersama-sama membangun negara ini dengan membangun kesehatannya.
Bagi pemerintah diharapkan perannya dalam kebijakan yang berpihak pada kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan sudah selayaknya menyentuh langsung pada rakyat. Fasilitas  dan sarana kesehatan hendaknya dibangun agar memudahkan masyarakat dengan mendekatkan diri pada pelayanan kesehatan. Dilain pihak pemerintah membantu masyarakat yang kurang mampu membiayai sendiri kesehatannya.
Sedangkan bagi masyarakat diharapkan secara sadar akan pentingnya hidup sehat. Masyarakat harus mampu mengelola hidupnya dengan berbasiskan pada prinsip hidup sehat. “Mencegah lebih baik daripada mengobati”. LSM Increase telah menawarkan satu program “Desa Sehat Berbasis Masyarakat”. Program ini menggerakkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Masyarakat diharapkan partisipasinya dalam menjaga kesehatannya. Selain itu program desa sehat berbasis masyarakat menawarkan suatu pemanfaatan potensi lokal dalam upaya mencegah dan merawat kesehatan masyarakat. Ada banyak disekitar lingkungan hidup kita yang dapat dijadikan sebagai penunjang kesehatan kita. Ini merupakan suatu tawaran kemandirian masyarakat dalam menjaga dan merawat kesehatannya. Sekiranya dengan program ini masyarakat lebih aktif dan kreatif dalam menjaga kesehatnnya yang adalah sebagai modal pembangunan bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar